Sanggar Kegiatan Belajar di Subang Jawab Kebutuhan Pendidikan Non Formal dan Keterampilan Khusus

Sanggar Kegiatan Belajar di Subang Jawab Kebutuhan Pendidikan Non Formal dan Keterampilan Khusus
0 Komentar

SUBANG-Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Subang di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Subang hadir memberikan layanan satuan pendidikan non formal dan keterampilan khusus bagi masyarakat yang putus sekolah.

Kepala SKB Subang, Yuyu Yunengsih menyampaikan, SKB Subang memiliki program-program pembelajaran setara pendidikan formal untuk masyarakat atau biasa disebut dengan warga belajar.

“Di SKB Subang ini kami memiliki tiga program di antaranya, program PAUD, program Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA serta program kursus menjahit,” jelasnya kepada Pasundan Ekspres, Senin (21/8).

Baca Juga:Sepak Bola Ekstrakurikuler Unggulan SMPN 1 JalancagakTekan Angka Stunting, Disparpora Subang Bantu Nutrisi Anak dan Ibu Hamil di Desa Sanca

Ia mengatakan, saat ini warga belajar di SKB Subang berjumlah 195 orang dengan rentang usia 14-24 tahun. Biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masuk di sistem dapodik.

“Untuk usia 14-24 tahun biayanya pendidikan di SKB ini masih ditanggung pemerintah, tapi jika lebih dari usia 24 tahun dan seterusnya biaya ditanggung swadaya,” ujarnya.

Namun, kata Yuyu, dari 195 orang tersebut tidak semuanya melaksanakan pembelajaran di ruang kelas SKB. Ada juga warga belajar yang melakukan pembelajaran di desanya masing-masing.

“Karena faktor jarak yang cukup jauh, ada juga warga belajar kami yang belajar di desa-desa seperti Desa Sagalaherang dan Desa Serangpanjang. Jadi nanti kita yang berangkat kesana untuk mengajar,” katanya.

Yuyu mengatakan, untuk proses kegiatan belajar mengajar sistem pembelajaran yang dilakukan SKB dengan tatap muka dan daring. Serta kegiatan belajar mengajarnya pun terjadwal dan tidak dilakukan setiap hari seperti sekolah formal umumnya.

Menurutnya, tatap muka dan tutorial biasanya dilakukan di ruang kelas yang ada di SKB. Kemudian untuk daring biasanya dilakukan di rumah atau di desanya masing-masing.

“Misal peserta didik yang sudah bekerja, atau peserta didik yang tidak bisa tatap muka langsung karena berbagai alasan dapat belajar melalui modul yang dilakukan di rumah dengan cara daring,” ujarnya.

Baca Juga:Keseruan Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang Ikuti Beragam Lomba Khas Peringatan Kemerdekaan IndonesiaPulang ke Rumah Usai Menggembala Bebek, Suami di Subang Kaget Temukan Istrinya Meninggal Penuh Luka

Ia berharap, SKB dalam melaksanakan tugas diharapkan bisa menjadi solusi alternatif bagi anak-anak ataupun masyarakat Kabupaten Subang yang putus sekolah.(cdp/ysp)

0 Komentar